HARIANINDONESIA.COM – Komunitas Tionghoa di Jakarta memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Pada abad ke-7 dan ke-8, pedagang Tionghoa sudah mulai melakukan perdagangan dengan penduduk pribumi di kawasan Jakarta.
Namun, sejarah resmi Tionghoa di Jakarta dimulai pada abad ke-17 ketika VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) mendirikan Batavia sebagai pusat perdagangan mereka di Indonesia.
Komunitas Tionghoa mulai berkembang di Batavia dan sekitarnya karena banyak dari mereka bekerja di sana sebagai tenaga kerja atau pedagang.
Baca Juga:
Mantan Gubernur Ridwan Kamil Diperiksa Usai Lebaran, KPK Mulai Periksa Saksi-saksi Internal Bank BJB
Bapanas Edukasi Masyarakat Pentingnya Gerakan Selamatkan Pangan, Bagikan Donasi Pangan Berlebih
Baca konten dengan topik ini, di sini: Sudah Ada Sejak Abad ke-17, Inilah Sejarah Komunitas Tionghoa di Bogor, Jawa Barat
Mereka membentuk permukiman di daerah Glodok, yang kemudian dikenal sebagai Chinatown.
Pada masa penjajahan Belanda, komunitas Tionghoa di Jakarta mengalami diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil.
Mereka dianggap sebagai golongan yang rendah dan diisolasi dari masyarakat Indonesia.
Baca Juga:
Termasuk Pabrik Teh Ciliwung, Inilah Daftar Perusahaan di Kawasan Puncak yang Resmi Disegel
Kasus Dugaan Korupsi Bank BJB, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Angkat Bicara Soal Penyidikan KPK
BNPB Minta Mabes TNI Dukung Jembatan Bailey untuk Jembatan yang Rusak Akibat Banjir Bandang Cisarua
Namun, pada masa kemerdekaan Indonesia, hubungan antara Indonesia dan Tiongkok semakin erat.
Pemerintah Indonesia mulai mengakui keberadaan dan kontribusi komunitas Tionghoa di Jakarta.
Dalam sejarahnya, komunitas Tionghoa di Jakarta juga terkena dampak peristiwa kerusuhan 1998 yang berdampak pada kehidupan mereka secara sosial dan ekonomi.
Namun, sejak itu, hubungan antara Indonesia dan Tiongkok semakin diperkuat dan komunitas Tionghoa di Jakarta terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan budaya di Indonesia.***