HARIANBOGOR.COM – Jumat, 19 Juli dan Sabtu, 20 Juli 2024, anak-anak terlihat ceria dan antusias mendatangi halaman rumah yang menjadi “markas” Rumah Cerdas Samisade di Desa Cimulang, Bogor.
Universitas Indonesia menggawangi kegiatan melalui berbagai lomba seperti lomba menggambar, mewarnai dan mendongeng.
“Lomba mendongeng sebenarnya ingin memicu anak-anak keterampilan membaca dan menceritakan kembali buku cerita yang dibacanya,” jelas Sri Murni, pemrakarsa sejumlah rumah cerdas di pelbagai daerah.
Baca Juga:
Nutrisi Anak Tercukupi, Para Orang Tua ABK di Bogor Bersyukur Ada Makan Bergizi Gratis di Sekolah
“Sedangkan kegiatan lomba mewarnai dan menggambar, kami ingin mengajak anak-anak berfantasi dan berkreasi melalui goresan pinsil warna maupun krayon di atas kertas” lanjut Murni.
Bersama dua relawan lainnya, Irhamni Rahman dan Dita Pratiwi yang tergabung dalam Tim Pengabdi Universitas Indonesia memulai kegiatan dengan menyanyikan lagu Indonesia.
Selanjutnya, beberapa lagu nasional seperti lagu-lagu : Hari Merdeka (17 Agustus 45), Maju Tak Gentar, Dari Sabang Merauke bergulir sebagai penyemangat kegiatan.
“Kami biasa memulai dengan lagu kebangsaan dan dilanjutkan dengan lagu-lagu nasional lainnya untuk menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini” kata Irhamni disela memimpin lagu.
Puluhan anak mulai mencari tempat duduk lesehan usai menyanyikan lagu-lagu nasional. Cuitan memang terdengar sedikit ribut karena mereka menunggu dibagikan buku dongeng untuk memulai kegiatan lomba mendongeng.
Bagi peserta lomba menggambar, mereka menunggu pembagian kertas dan pinsil warna atau krayon. “Ini peserta membludak banget tapi seru dan menyenangkan” tutur Dita.
Selama kegiatan lomba berlangsung, para peserta mendapatkan kue-kue, permen, dan mineral.
Nyam….nyam….nyam…… Usai kegiatan lomba, anak-anak masih antri menunggu pengumuman pemenang lomba.
Dag dig dug menunggu nama mereka disebut. Tim Pengabdi Universitas Indonesia sepertinya telah memersiapkan banyak hadiah, terlihat bukan hanya pemenang lima terbaik yang membawa pulang hadiah, tetapi semua peserta mendapatkan peralatan tulis dan paket peralatan makan dibawa pulang.
“Anak-anak amat senang karena kampung ini jarang dikunjungi universitas dan Pendidikan warganya amat rendah.
Baca Juga:
Atas Nama Menjaga Aset Milik Pemkab Bogor, Koalisi Wartawan Akan Gembok Gedung Graha Wartawan
Mereka hanya sekolah sampai SMP karena untuk melanjutkan Pendidikan lebih tinggi harus ke luar desa” jelas Abdul H., salah seorang ketua RT setempat.
Pernyataan Ketua RT tersebut tentunya menjadi PR (pekerjaan rumah) untuk para akademisi turun gunung untuk keluar masuk kampung.***