HARIANINDONESIA.COM – Kota Depok memiliki sejarah yang panjang dan kompleks dalam kaitannya dengan komunitas Tionghoa di Indonesia.
Pada abad ke-17, beberapa pedagang Tionghoa telah datang ke Indonesia dan membentuk komunitas kecil di daerah-daerah pelabuhan.
Pada masa kolonial Belanda, banyak orang Tionghoa yang datang ke Indonesia sebagai buruh migran, terutama untuk bekerja di perkebunan.
Di Depok, komunitas Tionghoa pertama kali muncul pada awal abad ke-19.
Baca Juga:
Beroperasi di Kota Depok, Polisi Amankan 13 Pelaku Pencurian Kendaraan Bermotor
Tewas Dianiaya 8 Tahanan di Dalam Sel, Pelaku Kasus Pencabulan Anak Kandung di Kota Depok
Ketika itu sekelompok pedagang Tionghoa membuka toko di kawasan tersebut.
Selama periode ini, orang Tionghoa di Depok terlibat dalam berbagai jenis usaha, termasuk pertanian, perdagangan, dan pengrajin.
Selama masa penjajahan Jepang di Indonesia pada tahun 1942-1945, banyak orang Tionghoa di Depok mengalami diskriminasi dan penindasan.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, kebijakan diskriminatif terhadap orang Tionghoa berlanjut.
Hal ini menyebabkan ketegangan di antara komunitas Tionghoa dan pemerintah.
Baca Juga:
Tiongkok Desak Amerika Serikat Komitmen untuk Musnahkan Persediaan Senjata Kimia Tahun Ini
Pemuda Tionghoa Tanggapi Pernyataan Hary Tanoesoedibjo, PSMTI Tak Bahas Politik Sama Sekali
Xi Jinping Tambah Tim Pencari Kapal Tenggelam 37 Awak di Samudera Hindia, Termasuk dari Indonesia
Namun, pada akhirnya, situasi ini membaik setelah Presiden Soeharto mengambil langkah-langkah penting
Sehingga memperbaiki hubungan dengan komunitas Tionghoa pada tahun 1960-an.
Sejak saat itu, orang Tionghoa di Depok telah dapat hidup dengan damai dan saling menghormati dengan penduduk lainnya.
Hari ini, komunitas Tionghoa di Depok terus berkembang dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial kota tersebut.
Baca Juga:
PSMTI Apresiasi Presiden Jokowi atas Segala Pencapaian dalam Pembangunan di Indonesia
Hary Tanoesoedibjo Dampingi Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta Bertemu Presiden Jokowi
Mereka terlibat dalam berbagai jenis bisnis dan kegiatan sosial, dan terus mempertahankan budaya dan tradisi mereka.***